Batman Begins - Diagonal Resize 2

Jumat, 13 Februari 2015

Mengenang Gadut

NAGARI GADUT ( GADUIK ) adalah daerah yang strategis dan indah yang berada dijalur perlitasan sumatera, Nagari Gaduik dan Nagari Kapau yang indah dan pernah menjadi incaran Pemko Bukittinggi untuk dimasukkan kedalam wilayah Kota Bukittinggi. Nagari Gaduik terkenal dengan produksi gabelo jala ubi jalar dan gabelo batang ubi batang yang semua adalah bahan dasar dari pembuatan karupuak sanjay yang di jual oleh warga sanjay yang membeli barang mentah nya dari kenagarian Gaduik. Sekarang orang Gadut telah bisa memproduksi karupuak sanjay sendiri dan telah banyak pengusaha-pengusaha baru karupuak sanjay dari Gadut yang sukses dan berhasil dalam menjalankan bisnis ini. Dari dulu hingga sekarang gadut juga masih sebagai sentra produksi bordiran walau tidak sebanyak waktu dulu, karena saat ini anak nagari agdut telah banyak yang beralih profesi, baik yang di pemerintahan, swasta, wiraswasta, guru, dosen, wakil wali kota, camat, pengusaha, tentara, polisi dll. Gaduik merupakan salah satu nagari yang terdapat dalam kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. di Kanagarian Gaduik terdapat 10 suku:
1. Pisang 2. Sikumbang 3. Pili/ Piliang 4. Tanjuang 5. Jambak 6. Koto 7. Simabua 8. Payobada 9. Chaniago 10.Guci
Di nagari GADUIK juga dikenal dengan sebutan GASLIJO/ ( GADUIK SAJATI LIMO JORONG )terdapat lima JORONG / ( DESA )
1. Jorong PSB ( Pulai, Sungai talang, Bukik lurah )
Koto/dusun:
– Pulai,
– Sungai talang ( Tanah Bato, padang gaduik ) ,
– Bukik lurah( bukik ambacang, lapau kunsi, lurah subarang, padang rajo )
2. Jorong PGRM ( Pandam Gadang Ranggomalai )
Koto/dusun:
– Pandam gadang ( Jaruang, laiang, baringin, pauah )
– Ranggomalai ( Ranggomalai, lurah, Padang rajo )
3. Jorong ROKIR ( Aro Kandikia )
Koto/dusun:
– Aro
– Kandikia ( Parik baru )
4. Jorong Kambiang Tujuah ( Goats seven )
Koto/dusun:
– Ilalang
5. Tigo Kampuang
Koto/dusun:
– Mato aia
– Balai panjang
– Sawah dangka
GADUIK terkenal dengan karamahan penduduknya dan adat minang yang masih sangat kental dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, pada zaman penjajahan belanda di kenagarian Gaduik pernah didirikan pelabuhan pesawat dan sampai saat ini masih terdapat sisa-sisa landasan pacu pesawat tersebut. Untuk mengenang tempat tersebut didirikan monument pesawat AVRO AMSON VII yang dibangun pada tahun 2000 yang dananya dari pemerintah KAB. AGAM, GADUIK juga punya tempat wisata seperti: – Lanorama padang hijau – Lapangan pacuan kuda dan motorcross Bukit ambacang sering diadakan pacu derby biasanya 2 kali dalam setahun, Pacu babi, Pertadingan layang- layang, lokasi untuk out bond, Untuk acara motorcross sudah jarang diadakan karena dapat merusak lapangan pacuan kuda tersebut. Lapangan pacuan kudda bukit ambacang memiliki lokasi yang paling bagus di antara gelanggang-gelanggang yang ada di SUMATERA BARAT, Karena penonton dapat menyaksikan acara dari segala sudut lapangan. -Ngarai RUNTUAH, -Ngarai MARUWOK, -Ngarai GOBAH, -Ngarai SABIK.

Di GADUIK juga terdapat tiga tempat / kolam pemancingan umum: – Tabek LURAH – Tabek Ranggomalai – Tabek PAKOKAN yang terdapat mulai dari lurah, bukik lurah s/d kandikia, tapi di tahun 70an lokasi tabek yang berada di Lurah dan Bukik lurah sudah mengering dan hanya ada beberapa mata air yang tinggal, dan sebagian Tabek yang berada di KANDIKIA sudah mulai ditimbun oleh PEMKAB AGAM dan BUKITTINGGI untuk membuat Perumahan PERUMNAS. Dan saat ini semua lokasi Tabek sudah ditimbun, tahun 2011 ini bagian yang paling ujung tabek yang di Kandikia yang berbatasan langsung dengan GULAI BANCAH ( KODYA BUKITTINGGI ) sudah ditimbun habis juga untuk dibangun perumahan oleh pemilik tanah tersebut.

Kab. Agam
Menelusuri Nagari Gadut, Tilatangkamang
Maksimalkan Potensi Pertanian dan Peternakan
Padang Ekspres • Berita Sumber Daya Alam • Selasa, 12/04/2011 11:36 WIB • (mg7) • 293 klik
Separoh areal Nagari Gadut terdapat lahan pertanian kering dengan komoditi yang beraneka ragam sebagai penunjang perekonomian masyarakat. Umumnya, mata pencariaan penduduk sebagian besar petani, berjualan, berternak dan industri rumah tangga.

“Ubi kayu yang ditanam masyarakat Gadut hasilnya lebih dikenal dengan keripik sanjai. Mulai tahun 2009 melalui badan usaha milik nagari kita telah mencoba mengubah pola ini, yang selama ini memakai sistem petik jual dan diupayakan menjadi petik olah dengan membuat sentra makanan Nagari Gadut sesuai dengan Perna Nagari No 5/2008,” kata Wali Nagari Gadut, Dahrial Malin Saidi, kepada Padang Ekspres, belum lama ini.

Sejak tahun 2009, sebut Dahrial, Nagari Gadut sudah membudayakan tanaman kakao selain ubi kayu. Komoditi ini sudah menjadi produk unggulan di setiap jorong. “Malah, setiap jorong ini dilakukan pemetaan komoditi tanaman seperti tanaman ubi kayu, ubi jalar, sayur-sayuran, jagung, dan tanaman bumbu masak,” katanya. Di samping pertanian, sebut Dahrial, nagari ini memiliki enam unit komoditi peternakan unggas dengan jumlah ayam petelur 159 ekor dan ayam pedaging 500 ekor per bulan. Di Jorong Kambing VII, misalnya, ditambah dengan ternak ayam kampung. Di mana, 90 persen kepala keluarga beternak ayam kampung yang diperkirakan lebih kurang 20 ribu ekor ayam kampung dan itik 10 ribu ekor. “Dari usaha unggas ini telah menyerap tenaga kerja 50 orang,” ungkapnya.

Untuk ternak kecil seperti kambing dan kelinci di Nagari Gadut hanya sekadar kegiatan tambahan. Namun sejak 2009 sudah ada satu kelompok tani yang bidang usahanya kambing dan kelinci, dengan penghasilan lumayan.

“Untuk ternak besar seperti sapi, Nagari Gadut boleh dikatakan sentra penggemukan sapi, tersebar 1.500 ekor sapi digemukkan masyarakat. Terbukti tiap tahunnya juara kontes pengemukan sapi,” ucapnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Nagari Gadut AZ TWK Rajo Sikumbang menjelaskan kiat dalam pemberantasan kemiskinan melalui dana bergulir BMT, Kelompok Usaha Bersama dan koperasi. Sejak tahun 2008 berdasar pendataan September telah terdapat penurunan angka kemiskinan dari 574 rumah tangga miskin (RTM) menjadi 400 rumah tangga miskin RTM.

Langkah dan kiat yang dilakukan nagari, sebut AZ TWK, santunan fakir miskin di TKPK masjid. Sejak 2008 hingga kini sudah dibagikan Rp46 juta ke RTM di Masjid Jamiatul Abrar. Sementara, santunan anak yatim, setiap masjid dan mushala yang ada di Nagari mempunyai celengan anak yatim yang dibagikan setiap awal tahun ajaran baru dan hari raya. Selama tahun 2008 sudah Rp36 juta yang dibagikan.

Sumber artikel :  https://lumparo.wordpress.com/2012/06/30/gadut-tilatang-kamang-agam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar